AYAT-AYAT AL QURAN UNTUK
MENGUSIR JIN DAN SETAN
Allah
subhanahu wa ta'ala berfirman:
وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ
الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dan
jika setan itu mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan
kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar Lagi Maha Mengetahui.”
(QS. Fushshilat: 36)
1.
Ayat Kursi
Hal
ini berdasarkan kisah seorang lelaki yang mencuri harta zakat pada Bulan
Ramadhan. Abu Hurairah radhiyallahu Anhu yang saat itu sedang menjaga
harta langsung menangkap lelaki tersebut. Lelaki itu berkata, “Lepaskan saya
jika anda melepaskan saya niscaya saya ajarkan beberapa bacaan yang sangat
berguna bagi anda.” Abu Hurairah radhiyallahu Anhu bertanya, “Bacaan
apakah itu? Lelaki tersebut menjawab, “Setiap hendak tidur bacalah Ayat Kursi,
jika anda melakukannya niscaya anda senantiasa didampingi seorang malaikat yang
menjaga dan tak ada satu setanpun yang bisa mendekati anda hingga pagi hari.
Lalu Abu Hurairah radhiyallahu Anhu melepaskannya.
Keesokan
harinya ia mendatangi Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam dan
menceritakan peristiwa yang baru saja ia alami. Rasulullah Shallallahu
Alaihi Wasallam bersabda, “Ketahuilah wahai Abu Hurairah, orang ini
telah berkata jujur padamu, padahal Ia adalah ahli dusta, tahukah kamu siapakah
lelaki yang berbicara denganmu selama 3 malam ini?” Abu Hurairah menjawab,
“Tidak tahu ya Rasulullah.” Maka Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
menjawab, “Lelaki itu adalah setan.” (HR. Bukhari: 4/487)
2.
Dua Ayat Terakhir Dari Surat Al Baqarah (Ayat Ke-285 Dan 286)
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ
إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ
وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا
سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ (285)
لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا
وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا
تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا
إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا
تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا
وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ (286)
“Rasul
telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian
pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka
mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang
lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan
kami taat". (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada
Engkaulah tempat kembali".
Allah
tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat
pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. (Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah
Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada
orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami
apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan
rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum
yang kafir". (QS. Al Baqarah:
385-386)
Hadits
dari Abu Mas’ud Al-Badri radhiyallahu ‘anhu bahwasanya Nabi shallallahu ‘alaihi
wa sallam bersabda,
مَنْ قَرَأَ بِالآيَتَيْنِ مِنْ آخِرِ
سُورَةِ الْبَقَرَةِ فِى لَيْلَةٍ كَفَتَاهُ
“Siapa
yang membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka ia
akan diberi kecukupan.” (HR. Bukhari no. 5009 dan Muslim no. 808)
Hadits
di atas menunjukkan tentang keutamaan dua ayat terakhir surat Al-Baqarah.
Diantaranya:
1.
Para ulama menyebutkan bahwa siapa yang membaca dua ayat terakhir surat
Al-Baqarah, maka Allah akan memberikan kecukupan baginya untuk urusan dunia dan
akhiratnya, juga ia akan dijauhkan dari kejelekan. Ada juga ulama yang
mengatakan bahwa dengan membaca ayat tersebut imannya akan diperbaharui karena
di dalam ayat tersebut ada sikap pasrah kepada Allah Ta’ala. Ada juga ulama
yang mengatakan bahwa ayat tersebut bisa sebagai pengganti dari berbagai dzikir
karena di dalamnya sudah terdapat do’a untuk meminta kebaikan dunia dan
akhirat. Lihat bahasan Prof. Dr. Musthafa Al-Bugha dalam Nuzhah Al-Muttaqin,
hal. 400-401.
2.
Al-Qadhi ‘Iyadh menyatakan bahwa makna hadits bisa jadi dengan membaca dua ayat
terakhir surat Al-Baqarah akan mencukupkan dari shalat malam. Atau orang yang
membacanya dinilai menggantungkan hatinya pada Al-Qur’an. Atau bisa pula
maknanya terlindungi dari gangguan setan dengan membaca ayat tersebut. Atau
bisa jadi dengan membaca dua ayat tersebut akan mendapatkan pahala yang besar
karena di dalamnya ada pelajaran tentang keimanan, kepasrahan diri, penghambaan
pada Allah dan berisi pula do’a kebaikan dunia dan akhirat. (Ikmal Al-Mu’allim,
3: 176, dinukil dari Kunuz Riyadhis Sholihin, 13: 83).
3.
Imam Nawawi sendiri menyatakan bahwa maksud dari memberi kecukupan padanya
–menurut sebagian ulama- adalah ia sudah dicukupkan dari shalat malam.
Maksudnya, itu sudah pengganti shalat malam. Ada juga ulama yang menyampaikan
makna bahwa ia dijauhkan dari gangguan setan atau dijauhkan dari segala macam
penyakit. Semua makna tersebut kata Imam Nawawi bisa memaknai maksud hadits.
Lihat Syarh Shahih Muslim, 6: 83-84.
4.
Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin menjelaskan tentang keutamaan dua ayat
tersebut ketika dibaca di malam hari, “Ketahuilah para ikhwan sekalian, kedua
ayat ini jika dibaca di malam hari, maka akan diberi kecukupan. Yang dimaksud
diberi kecukupan di sini adalah dijaga dan diperintahkan oleh Allah, juga
diperhatikan dalam do’a karena dalam ayat tersebut terdapat doa untuk maslahat
dunia dan akhirat.” (Ahkam Al-Qur’an Al-Karim, 2: 540-541).
0 komentar:
Posting Komentar